Outing Class & PKM Kimia: Praktikum Titrasi Asam-Basa Buka Wawasan Sains Siswa SMAIT Al-Mumtaz

Dalam rangka penguatan literasi sains dan memperluas pengalaman belajar siswa, SMAIT Al-Mumtaz bekerja sama dengan Fakultas IPA dan Kelautan Universitas OSO menggelar kegiatan outing class terpadu melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) pada Selasa, 21 Oktober 2025, dimulai sejak pukul 08.30-11.00 WIB. Kegiatan ini diikuti oleh 15 siswa dari peminatan Kimia, Fisika, dan Biologi, dengan menghadirkan praktikum dari tiga bidang keilmuan: Kimia, Fisika dan Biologi.

Acara dibuka secara resmi oleh Kaprodi Kelautan, Bapak Zan Zibar, M.Si, yang menyampaikan pentingnya kolaborasi pendidikan lintas jenjang dalam menumbuhkan rasa ingin tahu ilmiah sejak dini. Sesi praktikum kemudian terbagi menjadi empat kelompok dengan judul kegiatan sebagai berikut:

  • Fisika: Pengunaan Fish Finder dalam  menggambarkan topografi Dasar Laut”
  • Kimia: “Titrasi Asam-Basa: Mengukur Konsentrasi Larutan”
  • Biologi: “Uji Glukosa dan Uji Protein pada Sampel Makanan

Fokus utama outing class kali peminatan Kimia adalah pada praktikum titrasi asam-basa. Siswa mempelajari proses standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat, dan selanjutnya melakukan penentuan konsentrasi HCl menggunakan larutan NaOH hasil titrasi. Percobaan dilakukan menggunakan indikator fenolftalein sebagai penanda titik akhir reaksi.

Meski hanya sebagian siswa yang berkesempatan melakukan titrasi langsung karena keterbatasan waktu, seluruh peserta menunjukkan antusiasme tinggi. “Mereka sangat ingin mencoba langsung, tapi karena waktu terbatas, hanya perwakilan yang bisa praktik. Tapi semangat mereka luar biasa,” ujar Ibu Arini selaku guru kimia SMAIT Al-Mumtaz.

Selain itu siswa juga dikenalkan dengan berbagai alat laboratorium seperti erlenmeyer, buret, corong, beaker, hingga hot plate. “Banyak dari mereka baru pertama kali melihat alat-alat ini, sehingga ini benar-benar membuka wawasan baru tentang dunia laboratorium,” tambahnya.

Dari pihak sekolah, Ibu Khairiyah Asnida, S.Pd. menyampaikan sambutan yang mengapresiasi program ini.

“Kegiatan ini sangat penting untuk menumbuhkan minat belajar sains. Terima kasih kepada Universitas OSO yang telah memfasilitasi anak-anak kami belajar langsung dari praktisi,” ucapnya.

Sementara itu, Kaprodi Kimia Universitas OSO, Ibu Weni Mandasari, M.Si., berharap kegiatan ini dapat mengubah cara pandang siswa terhadap kimia.

“Semoga dengan kegiatan ini, siswa melihat bahwa kimia itu asik dan menantang. Sains tidak harus membosankan,” tuturnya.

Selain menambah pemahaman konseptual, kegiatan ini juga berhasil menumbuhkan rasa ingin tahu dan keberanian siswa dalam bertanya. Sepanjang sesi, siswa aktif berdiskusi dengan dosen pembimbing serta mahasiwa aktif UNOSO yang mendampingi praktikum ini, beberapa siswa menanyakan alasan perubahan warna larutan, cara menghitung molaritas, hingga fungsi masing-masing alat laboratorium yang digunakan. Interaksi ini memperlihatkan bagaimana metode pembelajaran berbasis praktik dapat mempercepat internalisasi materi.

Di ruang praktik biologi, siswa terlihat serius mencatat hasil uji glukosa dan protein pada sampel makanan yang mereka analisis. Mereka menggunakan larutan Benedict dan Biuret sebagai indikator, sambil membandingkan warna hasil uji dan mencocokkannya dengan teori. Praktikum ini menumbuhkan keterampilan observasi dan interpretasi data secara sederhana namun aplikatif.

Sementara itu, pada kelompok fisika, siswa melakukan praktikum yang dibimbing oleh mahasiswa dari Prodi Kelautan. Dalam kegiatan ini, siswa menggunakan alat pengukur berbasis sensor yang terhubung ke layar monitor untuk mengamati struktur dasar laut secara digital. Alat tersebut bekerja dengan memancarkan gelombang suara ke dalam air, yang kemudian dipantulkan kembali oleh objek di dasar perairan. Pantulan tersebut diterjemahkan menjadi citra topografi di layar, sehingga siswa dapat melihat variasi kedalaman dan kontur dasar laut secara real time. Beberapa siswa menyampaikan bahwa metode outing class ini sangat menyenangkan karena berbeda dari pola pembelajaran konvensional. “Saya jadi lebih semangat belajar sains karena langsung melihat hasilnya, bukan hanya mendengar penjelasan di kelas,” ujar salah satu siswa.

Dengan pendekatan interaktif dan eksperiensial seperti ini, SMAIT Al-Mumtaz dan Universitas OSO menunjukkan bahwa pembelajaran lintas jenjang dan lintas bidang dapat memberi dampak positif bagi siswa, tidak hanya dalam peningkatan pemahaman, tapi juga dalam membangun karakter ilmiah, kritis, dan kolaboratif.

Leave a Reply